Pemuda adalah salah satu tonggak peradaban, Kejayaan islam terdahulu tidak lain disebabkan karena peran para pemuda. Jika ingin melihat masa depan islam, maka lihatlah pemuda di masa sekarang. Bagaimana tauhid mereka, akhlak mereka, cara mereka bersosialisasi, dan bagaimana mereka berdakwah di jalan Allah. Kita bisa melihat para pemuda di zaman Rasulullah seperti Khalid bin Walid, Usamah bin Zaid, Sa’ad bin Abi Waqqash, Zaid bin Tsabit, Thalhah bin Ubaidillah, mereka adalah pemuda yang berilmu, rela berkorban dengan harta dan tenaga nya demi berjihad di jalan Allah dalam usia usia yang masih sangat muda. Maka dari itu, peran kita sebagai guru adalah menciptakan generasi seperti para sahabat Rasulullah. Karena tidak dipungkiri lagi bahwa pemuda memiliki peran penting dalam mengawal sukses nya peradaban islam.
10 pokok bahasan:
- Urgensi membahas materi itu sendiri
- Pemahaman tentang pendidikan (Tarbiyah)
- Aspek-aspek pendidikan
- Lembaga-lembaga pendidikan
- Perintah untuk mendidik anak-anak
- Bagaimana metode mendidik anak
- Dengan apa kita bisa mencapai target pendidikan
- Kesalahan-kesalahan dalam mendidik anak
- Penyimpangan anak
- Sebab-sebab terjadi penyimpangan pada anak
Pembahasan
1. Pendidikan adalah upaya yang tidak mudah, akan tetapi bukan bearti kita tidak mampu mencapai pendidikan yang ideal. Kunci dari keberhasilan pendidikan adalah ilmu dan sabar.
Allah berfirman : “perintahkan anak mu sholat dan bersabar….”
Rasulullah dan para sahabat adalah contoh terbaik dalam hal bagaimana mendidik anak. Maka dengan kita mengetahui metode rasulullah dan para sahabat, kita akan lebih siap dalam menghadapi tantangan pendidikan yang ada di masa depan.
2. Tidak dipungkiri bahwa keadaan umat di zaman sekarang sedang tidak baik-baik saja, dan jika tidak diantisipasi maka jangan heran anak-anak terjangkit penyakit yang dinamakan ghorabatul islam. Yaitu penyakit dimana mereka asing dengan agama islam. Bahkan rasulullah pernah menyampaikan :
“Akan datang suatu Zaman pada manusia, di mana pada waktu itu tidak tinggal Islam kecuali namanya saja, Dan tidak tinggal Al-Quran melainkan tulisannya saja, masjid- masjid dibangun megah namun kosong dari petunjuk, Dan ulama mereka adalah makhluk yang terjelek yang berada di kolong langit, dari mulut-mulut mereka keluar fitnah dan (sungguh, fitnah) itu akan kembali kepada mereka.” [HR. Al-Baihaqi]
Tarbiyatul islam atau pendidikan islam adalah satu-satu nya cara yang dapat menyelamatkan anak-anak kita dari keterangsingan terhadap islam.
3. Pendidikan akan sempurna dengan proteksi atau perlindungan. Sehingga anak-anak tidak terpengaruh oleh factor-faktor syahwat dan syubhat.
Ibnul Qoyyim Rahimahullah mengatakan “penyakit jiwa itu ada dua, yakni syubhat dan syahwat”
Syubhat disebabkan karena pelaku nya kurang berilmu. Dia tidak bisa mengetahui haq dan bathil. Padahal perkara halal dan haram itu sudah jelas. Rasulullah shallallahu alaihi wa salam mengatakan,
عَنِ أَبِيْ عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: (( إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ، لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ، أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ ))
Dari Abu ‘Abdillah Nu’man bin Basyir Radhiyallahu anhuma berkata: Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas pula. Sedangkan di antaranya ada perkara syubhat (samar-samar) yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum)-Nya. Barangsiapa yang menghindari perkara syubhat (samar-samar), maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barangsiapa yang jatuh ke dalam perkara yang samar-samar, maka ia telah jatuh ke dalam perkara yang haram. Seperti penggembala yang berada di dekat pagar larangan (milik orang) dan dikhawatirkan ia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, bahwa setiap raja memiliki larangan (undangundang). Ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa yang diharamkan-Nya. Ketahuilah, bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik, maka baik pula seluruh jasadnya; dan jika ia rusak, maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah, bahwa segumpal daging itu adalah hati. [Diriwayatkan oleh al Bukhari dan Muslim, dan ini adalah lafazh Muslim].
Contoh dari perilaku syubhat misalnya: keragu-raguan, bid’ah, kemunafikan, dan kekafiran.
Sedangkan syahwat disebabkan karena adanya keinginan-keinginan yang terlarang. Contoh dari perbuatan syahwat adalah rakus terhadap harta, tamak terhadap kekuasaan, ingin dipuji, ambisi terhadap popularitas, zina dan berbagai kemaksiatan lainnya.
Maka dari itu, proteksi disini sangat penting untuk kita berikan kepada anak sehingga dia kelak menjadi pribadi yang tangguh terhadap gempuran syubhat dan syahwat. Karena seorang anak sudah diberikan proteksi dengan pendidikan yang baik, maka jiwa nya semakin kuat dan memunculkan sifat muroqobah merasa diawasi oleh Allah. Serta dengan bimbingan aqidah yang sesuai dengan al-quran dan sunnah dengan pemahaman para sahabat, kelak mereka akan terhindar dari penyakit syubhat, insya Allah.
4. Pendidikan yang kita berikan kepada anak harus menumbuhkan sikap tangguh yang membuat mereka tahan terhadap gempuran musibah. Karena manusia diciptakan untuk diuji, selama kita masih hidup Allah akan terus menguji kita.
Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
“cobaan akan selalu menimpa seorang mukmin dan mukminah, baik pada dirinya, pada anaknya, maupun pada hartanya, sehingga ia bertemu dengan Allah tanpa dosa sedikitpun” [HR. Ahmad no. 7859, HR. At-Tirmidzi no. 2399, dishahihkan Al-Albani dalam Shahih At-Timidzi]
Tidak semua yang diinginkan anak harus kita penuhi kita harus mengajarkan anak untuk bersabar dalam musibah dan bersyukur dalam kenikmatan. Dan bahwa hidup memang tidak selalu berjalan sesuai dengan yang dia inginkan.
5. Pendidikan menyiapkan generasi muda untuk mengambil peranan di masa depan.
Ucapan orang terdahulu, “pemuda di zaman sekarang adalah pemimpin di masa mendatang”
Peranan yang akan mereka ambil ambil nanti nya adalah yang memberikan kemanfaatan bagi dirinya, masyarakat sosial, dan umat secara keseluruhan.
Selaras dengan ucapan nabi, “sebaik-baiknya manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia lainnya.”
6. Orang tua dan pendidik harus menyadari bahwa di masa sekarang banyak sekali factor-faktor destruktif atau pengaruh buruk bagi anak, seperti ghazwul fikr dan budaya barat yang merajalela. Factor destruktif tersebut sengajala diciptakan oleh musuh-musuh islam yang ingin menghancurkan pemuda islam.
Oleh sebab itu, pendidikan islam bertujuan agar pendidik dapat melawan faktor-faktor buruk tersebut yang diluncurkan oleh musuh islam. Pendidikan yang baik harus pola pikir anak yang bertentangan dari syariat islam, seperti atheis, sekuler, liberalism, dan sebagainya. harus sadar bahwasanya dia adalah hamba Allah, wajib beribadah kepada-Nya.
7. tarbiyah secara bahasa artinya membentuk dan membiasakan. Ucapan seorang murrobi “anak itu tumbuh sufat dan watak nya sesuai dengan apa yang dibiasakan orang tuanya”. Maka pendidikan adalah membiasakan setelah membentuknya. Pendidikan menyiapkan anak dengan persiapan yang sempurna. Meliputi pendidikan iman, pendidikan jasmani, pendidikan karakter, pendidikan akal/kecerdasan, pendidikan psikologi, pendidikan sosial, pendidikan seks (mengenal jenis kelamin).
Tujuan utama pendidiman adalah agar anak selamat dari dunia dan akhirat dalam naungan cahaya islam.
8. perintah mendidik anak hukumnya wajib dijalani baik oleh orang tua maupun pendidik di sekolah. Sejatinya pendidikan anak bukan hanya tanggung jawab sekolah. Pendidik di sekolah hanya sebagai fasilitator dan pihak yang membantu mencapai keberhasilan pendidikan. orang tua lah yang mempunyai tanggung jawab terbesar dalam mendidik anak.
Ibu adalah Madrasah pertama bagi anak – anaknya “ Al – Ummu Madrasah Al – ula “
“Tidak ada pemberian seorang ayah untuk anaknya yang lebih utama daripada pendidikan tata karma yang baik” (HR. Tirmidzi).
Output nya bukan hanya mencetak manusia yang bisa berkarya dan pintar secara akademik akan tetapi pendidikan membawa anak agar masuk ke dalam surga dan dijauhkan dari api neraka.
Allah Ta’ala berfirman,
فَمَنْ زُحْزِحَ عَنِ النَّارِ وَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ فَقَدْ فَازَ
“Barangsiapa yang dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh dia telah beruntung” (QS. Ali ‘Imran [3]: 185).
9. pendidikan dalam islam dimulai ketika suami memilih istri.
Allah subhanahu wa taala berfirman,
الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ
“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga).” (An-Nur:26)
Minta kepada Allah agar diberikan anak keturunan yang sholeh, seperti Nabi Zakaria yang berdoa
هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُۥ ۖ قَالَ رَبِّ هَبْ لِى مِن لَّدُنكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً ۖ إِنَّكَ سَمِيعُ ٱلدُّعَآءِ
“Artinya: Di sanalah Zakariya mendoa kepada Tuhannya seraya berkata: “Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa”.
Anak itu dibagi menjadi 4 kategori:
1. Menjadi penyejuk hati, ini yang kita harapkan.
2. Hanya sekedar perhiasan yang memberikan keindahan, tidak lebih dari itu.
3. Anak menjadi fitnah atau ujian.
4. Anak menjadi musuh orang tua. Dan ini yang paling berbahaya.
Banyak penyimpangan yang terjadi pada anak-anak disebabkan karena ibu yang buruk, ibu yang tidak mengerti agama, sehingga yang dia ciptakan adalah generasi-generasi perusak, yang pada akhir nya menjadi ujian bagi kedua orang tua nya.
10. Mengajarkan adab dan akhlak yang baik kepada anak
Contoh adab-adab yang baik:
- jujur
- qonaah
- rela berkorban
- senang memberi
- memuliakan tamu
- mengucapkan salam
Adapun contoh adab-adab yang buruk:
- suka mencela
- mengadu domba
- kikir
- iri hati
- mudah marah
- berbuat aniaya kepada orang lain
Adab dan akhlak hendak nya dicontohkan oleh guru dan orang tua melalui perbuatan, bukan hanya sekedar teori semata. Karena tindakan itu lebih jujur daripada perkataan, dan juga anak memiliki gambaran nyata akan sikap yang harus mereka kerjakan.
Ulfa Kaseda, S.S.I (Pustakawan Arkan Cendekia)